Saham Sektor Menara Telekomunikasi – MTEL vs TBIG vs TOWR
ASUPAN – Emiten sektor menara diproyeksikan masih memiliki kinerja yang menjanjikan dan mumpuni. Pertumbuhan permintaan internet serta perluasan jaringan 4G hingga adopsi teknologi 5G akan menjadi katalis positif bagi emiten menara telekomunikasi. Ada 3 emiten menara telekomunikasi yang akan kita bedah, berikut detailnya :
1. PT. DAYAMITRA TELEKOMUNIKASI Tbk. (MTEL)
Logo Mitratel (MTEL) |
PT. Dayamitra Telekomunikasi merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang jasa penyedia menara telekomunikasi. MTEL ini adalah anak usaha
dari PT. Telkom Indonesia (TLKM). MTEL masuk Bursa Efek Indonesia pada tanggal
22 November 2021.
Saat ini MTEL telah memiliki menara sebanyak 34 ribu
menara, setelah sebelumnya mengakuisisi 6 ribu menara telkomsel. Untuk market cap
sendiri, MTEL mempunyai market cap sebesar 60,5 triliun dengan total asset sebesar
55,1 triliun.
Pendapatan MTEL juga terus konsisten naik. Untuk kuartal
II 2021, pendapatan MTEL sebesar 3,2 triliun sedangkan kurtal II tahun 2022
naik menjadi 3,7 triliun. Net profit (laba bersih) juga mengalami kenaikan dari
kuartal II 2021 sebesar 700 miliar ke kuartal II 2022 sebesar 891 miliar.
Harga Saham MTEL (07/10) |
Saat ini harga saham MTEL berada di harga 725/saham
dengan PBV 1,78 kali. Untuk PER MTEL sendiri sebesar 33,9 kali dengan Return On Equity (ROE) sebesar 5,25%. Sementara
untuk Gross Profit Margin (GPM) dan Net Profit Margin (NPM) masing-masing
sebesar 48,02% dan 23,93%.
2. PT. TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE Tbk.
(TBIG)
Logo Tower Bersama (TBIG) |
Perusahaan yang bergerak di bisnis jasa pendukung
telekomunikasi termasuk penyewaan dan pemeliharaan Base Transceiver Station (BTS), layanan konsultasi dan melakukan
investasi atau partisipasi ke perusahaan lain. TBIG merupakan perusahaan di
bawah naungan Saratoga Grup dan telah IPO sejak tahun 2010.
Total menara TBIG saat ini sebanyak 20 ribu menara di
Indonesia. Market cap TBIG sendiri sebesar 61,9 triliun. Perusahaan ini
mempunyai persediaan kas 718 miliar dengan total asset sebesar 42,7 triliun.
Untuk pendapatan juga mengalami kenaikan dari kuartal
II 2021 sebesar 3 triliun menjadi 3,3 triliun pada kuartal II 2022. Sedangkan untuk
laba bersih naik dari 663,3 miliar ke 826,1 miliar pada laporan keuangan
kuartal II 2021 dan 2022.
Harga Saham TBIG (07/10) |
Pada penutupan perdagangan (07/10), TBIG berada pada
posisi 2.730/saham dengan PBV 2,7 kali. TBIG memiliki Price Earning Ratio sebesar 75,02 kali dengan ROE sebesar 6,28%. Untuk
GPM sendiri sebesar 72,03% dan NPM sebesar 25,01%.
3. PT. SARANA MENARA NUSANTARA Tbk. (TOWR)
Logo Sarana Menara Nusantara (TOWR) |
TOWR merupakan perusahaan di bawah naungan Grup Djarum.
Perusahaan ini bergerak dalam melakukan kegiatan investasi pada perusahaan
dengan spesialis memiliki dan mengoperasikan lokasi menara telekomunikasi untuk
disewakan kepada perusahaan komunikasi nirkabel. TOWR sendiri sudah IPO sejak
tahun 2010.
PT. Sarana Menara Nusantara memiliki 28,6 ribu menara
di Indonesia. Saham ini memiliki market capacity sebesar 61,2 triliun, memiliki
persediaan kas sebesar 771,2 miliar dan memiliki total asset sebesar63,4
triliun.
Dari segi pendapatan sendiri juga mengalami kenaikan
seperti emiten menara lainnya. Pada kuartal II tahun 2021 pendapatan TOWR
sebesar 4 triliun dengan net profit sebesar 1,7 triliun. Sedangkan pada kuartal
II tahun 2022 pendapatannya menjadi 5,3 triliun dengan net profit stagnan di
1,7 triliun.
Harga Saham TOWR (07/10) |
Harga saham sendiri berada pada level 1.200/saham dengan Price to Book Value (PBV) 4,7 kali dan Earning Per Share (EPS) 33,16. TOWR memiliki nilai GPM 72,89% dan
NPM 31,81%.
Dari ketiga emiten menara telekomunikasi
ini, mana yang menarik buat kamu untuk masuk portfolio?
Posting Komentar untuk "Saham Sektor Menara Telekomunikasi – MTEL vs TBIG vs TOWR"